Aksi Warga Surabaya Menjaga Kelestarian Lingkungan

Berangkat dari keprihatinan mengenai gerakan pelestarian lingkungan yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya, Urban Art Consorsium mengadakan Diskusi Kota bertema Rasan-Rasan Suroboyo “Aksi Masyarakat untuk Kota Lestari” pada Minggu, 5 November 2023, pukul 16.00 WIB, di Jalan Sono Kembang Nomor 2, Surabaya.

107 0
Diskusi Kota bertema Rasan-Rasan Suroboyo “Aksi Masyarakat untuk Kota Lestari” pada Minggu, 5 November 2023, pukul 16.00 WIB, di Jalan Sono Kembang Nomor 2, Surabaya

Koordinator Arsitek Komunitas (Arkom) Jawa Timur, Puspitaningtyas Sulistyowati mengatakan banyak warga yang melakukan aksi-aksi independen tanpa menunggu inisiatif dari Pemerintah Kota Surabaya. Ia memberi contoh gerakan yang dilakukan Ecoton Foundation dalam meneliti pencemaran mikroplastik di Sungai Brantas.

 “Itulah aksi-aksi yang dilakukan masyarakat, sedangkan pemerintah tidak terlibat. Serta, ada teman-teman Gunung Anyar ID yang berupaya merawat lingkungan di Gunung Anyar, yang ada di daerah Surabaya Timur,” tegasnya.

Di sisi lain, ia menegaskan bahwa belakangan Pemerintah Kota Surabaya mengadakan program dan gerakan menjaga lingkungan dengan memberi subsidi kepada warga kampung. Padahal, menurutnya warga kampung bisa melakukan aksi-aksi itu tanpa diberi subsidi.

Penggiat di Gunung Anyar ID, Fajar Shubuh menceritakan keresahan yang dialami warga Gunung Anyar mengenai pengairan tanaman yang begitu sulit di daerah gundukan tanah setinggi 3,5 mdpl tersebut.

“Kami cuma ingin tanaman-tanaman di sekitar area gunung itu cukup air. Karena, kalau air tercukupi, kehidupan pun berkembang, hingga ke perekonomian. Gersang memang dari topografi, namun kami semangat dalam menghijaukan,” tegasnya.

Fajar dan penggiat di Gunung Anyar ID lainnya pernah membuat kegiatan menanam seribu pohon di daerah itu, sebab kondisinya begitu gersang dan kering. Di sisi lain, ia mengatakan area itu rentan dieksploitasi pihak-pihak tertentu untuk kepentingan politik. Sehingga, Fajar memperkuat komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat untuk menjaganya.

“Yang sudah kami upayakan banyak. Seperti, koordinasi dengan Forkopimda dari strata paling bawah yaitu RT, RW, dan lain-lain. Justru, kami berangkat dari spirit menghijaukan Gunung Anyar agar menjadi sentral of society,” katanya.

Ia menambahkan bahwa Gunung Anyar merupakan bagian dari salah satu peninggalan yang ada di Kota Surabaya. Apabila tergerus perkembangan zaman, akibatnya warga di daerah itu tidak mengetahu warisan local mereka. 

 “Banyak orang tahu bahwa di Gunung Anyar memiliki gunung dari kami, tapi banyak juga orang-orang yang tidak tahu kalau di sana ada gunungnya,” tuturnya.

Pusat Studi Ketahanan Iklim dan Kota Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Retno Hastijanti mengatakan bahwa Gunung Anyar belum ia teliti lebih mendalam. Sementara, Hasti menyebutkan 150 punden yang telah tercatat di Kota Surabaya. Terhadap punden-punden itu ia tidak membuat SK Walikota, sebab setiap peninggalan di Kota Surabaya memiliki data sejarah.

“Seperti urban legend, serta sesuai dengan kebudayaan lokal. Kami tidak membikin SK, kecuali Makam Sawunggaling. Agar yang telah kami catat ini, jangan dirusak,” katanya.

Di beberapa makam ia bentuk Juru Penjaga. Seperti, di area Jalan Tunjungan terdapat makam Mbah Buyut Tondo. Hasti dan timnya mendapat dana dari Perkumpulan Walikota Dunia. Kemudian, ia membuat pendopo di dekat makam itu.

“Semua masih milik warga, jadi tidak bisa diambil alih oleh pemerintah. Saya kira, ini potensi yang bagus untuk melestarikan (Gunung Anyar). Seperti yang ada di kampung Oase Ondomohen. Mereka memakai solar panel, digunakan untuk memutar hidropanel, dan menjadi lestari,” pungkasnya.

Editor: Andre Yuris


Ikuti Idenera di  Google News: Google will europäische Nachrichtenplattform starten - und ... Google News.


Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com


 

Please share,
Rangga Prasetya Aji Widodo

Kontributor Idenera.com. Jurnalis lepas di Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *