Penutupan Sekolah Ansos 2017: Berdampak dan terlibat mengatasi kesenjangan

174 0
Ansos

Sekolah Ansos#2 atau Sekolah Analisa Sosial ke-2 berakhir hari ini, minggu (10/9) ditutup dengan materi Analisa gap dan Rencana Tindak Lanjut (RTL) oleh Andre Yuris, Co founder  Nera Academia. Setelah sebelumnya setiap sabtu-minggu selama sebulan para partisipan diberi beberapa materi dan menjalani studi Eksposure. Tetapi para partisipan masih memiliki tugas, yaitu membuat tindakan lanjut berupa kegiatan yang memiliki dampak bagi tempat-tempat studi mereka.

Ketiga kelompok kemudian menghadirkan ide-ide tentang aksi apa yang harus mereka kerjakan. Kelompok Prajurit Pelangi misalnya yang menganalisa mengenai diskriminasi masyarakat terhadap LGBTQ (Lesbian, gay, biseksual, transeksual dan queer) akan membuat sebuah film pendek yang bercerita tentang doktrin orang tua terhadap anaknya bahwa bencong atau waria itu harus dijauhi. Namun beberapa teman-teman diskusi menilai hal itu masih belum terlalu berdampak pada keseluruhan LGBT yang ada di Prajurit Pelangi.

Baca juga : Sekolah Analisa Sosial : Berani masuk ke tengah-tengah persoalan masyarakat

“Aksi yang akan teman-teman rencanakan itu diusahakan sebaik-baiknya agar berdampak baik pada  komunitas-komunitas ini (Sapta Darma, Prajurit Pelangi dan Tambak Bayan),” papar Andre. Sebelumnya ketiga kelompok telah megetahui apa saja kegiatan yang pernah terlaksana di ketiga tempat itu. Hal ini mempermudah agar ide kegiatannya bisa terarah. Lalu dengan mengetahui kegiatan sebelumnya partsipan bisa tahu komunitas-komunitas mana yang bisa dijadikan mitra kegiatan nantinya.

Aksi berupa kegiatan ini juga sebagai bentuk keberhasilan untuk melihat sejauh mana para partisipan memahami materi. Sehari sebelumnya, sabtu (9/9) Datu Hendrawan, Dosen Filsafat Widya Mandala, memberikan materi tentang Manusia dan Ilmu Pengetahuan dimana sebelumnya Sekolah Ansos juga diawali dengan materi yang hampir sama tetapi berbeda pendalaman, yaitu Hakikat Manusia oleh Aloysius Widyawan, dosen Filsafat Widya Mandala juga.

“Ide dasar Sekolah Ansos adalah belajar bersama agar generasi muda mempersiapkan diri terlibat dalam perubahan sosial dan mengatasi kesenjangan-kesenjangan yang terjadi disekitarnya.Harapannya paska sekolah Ansos ini, teman-teman partisipan mau melebur dan terlibat bersama masyarakat, khususnya masyarakat yang termarjinalkan, terdiskriminasi dan  yang  diperlakukan tidak adil”  ujar Andre.

Andre menambahkan  bahwa Sekolah Ansos yang dirancang Nera Academia memiliki tiga capaian dasar yaitu  kapasitas analisa sosial, kesadaran kritis dan habitus baru . “Tiga capaian itu  rasa-rasanya secara perlahan hadir dan tumbuh melalui proses selama enem pekan ini, itu terlihat dari dinamika, wacana dan rencana aksi yang dirancang partisipan ” lanjut Andre.

Nera Academia menurut Andre, akan terus berupaya menyiapkan ekosistem belajar, agar orang muda secara bersama-sama memampukan diri dan komunitasnya sehingga berdampak baik bagi sesama.

Baca juga : Crezentiani Trinitas : Kok bisa ya? Dia mahasiswi psikologi, tetapi kok  lesbian?

Berbagai pengalaman banyak didapatkan para partisipan dari berproses selama Sekolah Ansos. Hal itu terlihat jelas di beberapa tulisan refleksi dari para partisipan dan review-review yang mereka ungkapkan. Elis misalnya merasa dirinya mulai berubah dalam memandang kaum LGBT lebih manusiawi. “ Awalnya aku anggap orang-orang LGBT itu negatif soalnya,” ungkapnya.

Mengenai pentingnya Sekolah Ansos, Elis yang berasal dari komunitas Keluarga Mahaiswa Katolik Universitas Ciputra ini mengatakan bahwa belajar Ansos itu sangat penting bagi anak muda terutama mahasiswa. “Soalnya anak muda zaman sekarang itu gampang sekali terpengaruh sama wacananya orang-orang yang kadang belum tentu benar, mereka ikut-ikutan saja. Maka dari itu setiap anak muda harus mengikuti Ansos ini, agar tidak terpengaruh oleh wacana-wacana, apalagi wacana dari media,” jelasnya.


Ikuti Idenera di  Google News: Google will europäische Nachrichtenplattform starten - und ... Google News.


Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com


 

Please share,
Ebi Febriansyah

Penulis lepas dari Wakatobi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *