Kampanye Keliling Dunia Untuk Sahara Barat

Dua aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) asal Swedia, Sanna Ghotbi dan Benjamin Ladra, kampanye bersepeda ke berbagai negara sejak Mei 2022 untuk meningkatkan kesadaran dan solidaritas masyarakat dunia agar memberi bantuan nyata kepada Sahara Barat.

143 0
Dua aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) asal Swedia, Sanna Ghotbi dan Benjamin Ladra, kampanye bersepeda ke berbagai negara sejak Mei 2022

Sahara Barat merupakan wilayah yang disengketakan di bagian barat laut Afrika. Wilayah ini berbatasan dengan Aljazair di timur laut, Maroko di sebelah utara, dan Mauritania di sebelah timur dan selatan.

Total penduduknya hanya sekitar 586.000 jiwa, dengan sebagian besar populasi tinggal di El Aaiun, kota terbesar di Sahara Barat. Wilayah ini kebanyakan kering dan tidak cocok untuk pertanian, namun terdapat deposit fosfat di Bou Craa.

Meskipun telah memperoleh kemerdekaan dari Spanyol, Maroko mengklaim wilayah ini sebagai bagian dari wilayahnya, klaim yang tidak didukung oleh sebagian besar negara di dunia. Wilayah ini merupakan salah satu wilayah yang paling jarang dihuni.

Mereka berdua berkeliling ke berbagai negara, seperti Swedia, Denmark, Jerman, Republik Ceko, Austria, Slovenia, Slovakia, Kroasia, Bosnia, Albania, Makedonia Utara, Yunani, Turki, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, dan Indonesia.

Selama di Indonesia, mereka mampir di Kota Surabaya selama empat hari. Mulai Senin, 27 November 2023 hingga Kamis, 30 November 2023 dengan memberikan kuliah tamu di beberapa kampus, seperti Universitas Airlangga (Unair), Universitas Negeri Surabaya (Unesa), dan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

Sanna dan Benjamin seusai diskusi di sekretariat Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya pada Senin, 27 November 2023. Foto: Rangga

“Di sini, di Indonesia, kami berharap dapat menciptakan solidaritas masyarakat yang dapat mengambil tindakan nyata untuk membantu Sahrawi,” kata Sanna, pada Kamis, 30 November 2023.

Selain mengunjungi berbagai kampus, Sanna dan Benjamin juga mengadakan diskusi di Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya pada Senin, 27 November 2023. Mereka pun mengikuti Aksi Kamisan Surabaya pada Kamis, 30 November 2023 di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya.

“Pengetahuan tentang Sahara Barat begitu sedikit, bahkan di universitas. Banyak pengungsi Sahrawi yang menderita tanpa makanan, air, dan obat-obatan. Kami berharap masyarakat Indonesia dapat membantu dan mendukung masyarakat Sahrawi,” imbuhnya.

Kepala Biro Kampanye dan Mobilisasi KontraS Surabaya, Shafira Noor Adlina menegaskan bahwa mendukung setiap gerakan masyarakat sipil melawan segala bentuk kolonialisme dan pelanggaran HAM, termasuk yang terjadi di Sahara Barat.

“Isu-isu Sahara Barat termasuk dalam perhatian KontraS Surabaya. Dan, kami mendukung apa yang dilakukan dua aktivis HAM Swedia tersebut untuk menyuarakan isu-isu yang terjadi di Sahara Barat agar semakin dikenal seluruh dunia,” tegasnya.

Setelah mengunjungi Indonesia, Sanna dan Benjamin akan melanjutkan kampanye Sahara Barat ke Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Vietnam, Italia, Swiss, Prancis, Andorra, Spanyol, Portugal, dan Aljazair.

Editor: Andre Yuris


Ikuti Idenera di  Google News: Google will europäische Nachrichtenplattform starten - und ... Google News.


Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com


 

Please share,
Rangga Prasetya Aji Widodo

Kontributor Idenera.com. Jurnalis lepas di Surabaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *