Jumat (12/10/18), Nera Academia mengadakan kegiatan Kolaborasi dengan Yayasan Peduli Kasih Anak Berkebutuhan Khusus (YPK-ABK) yang beralamat di Jl. Manyar Sabrangan No.1A Surabaya. Kegiatan kolaborasi betajuk Bincang Santai ini merupakan kegiatan rutin yayasan yang berdiri sejak tahun 2012 ini.
Tema yang diangkat dalam bincang santai ini “Menjadi Orang Tua Yang Kritis”. Peserta bincang santai selain orang tua yang didominasi para ibu dampingan YPK-ABK Surabaya turut hadir juga beberapa relawan dan mahasiswa.
Nera Academia dalam menyiapkan kegiatan kolaborasi ini melibatkan peserta Sekolah Ansos III khususnya kelompok Isu Pendidikan Disabilitas. Kegiatan kolaborasi ini juga bertepatan dengan pelaksanaan Sekolah Analisa Sosial III yang juga membahas Pendidikan Disabilitas sebagi salah satu isu yang selain ekologi dan gender.
Lydia Angela mahasiswa Arsitektur ITS Surabaya, peserta Sekolah Ansos III Kelompok Pendidikan Disabilitas menuturkan bahwa memimpin kegiatan diskusi dengan peserta ibu-ibu merupakan pengalaman yang pertama.
“Kami belajar menyesuaikan diri dengan menyusun materi agar bisa dipahami dengan mudah. Karena yang dibahas kali ini terkait hal-hal yang cukup sulit, terutama tentang berpikir kritis hingga kitis terhadap informasi” kata Lydia Angela, .
Lydia Angela bersama Kelompok Pendidikan mengemas kegiatan diskusi ini dengan model interaktif dengan menggali pengalaman para Ibu dalam menerima dan mengelola informasi setiap harinya.
“Prosesnya berlangsung menarik karena ibu-ibu aktif. Mereka ikut bertanya dan berdiskusi. Cuma memang kami merasa materi yang kami berikan kurang menyetuh persoalan ABK. Materi yang kami sajikan hanya terkait dasar berpikir kritis dan pemahaman dasar tentang informasi khsususnya berita di media online dan media sosial ” lanjut Lydia.
Yaya, Fasilitator Yayasan Peduli Kasih ABK Surabaya mengatakan acara Bincang Santai ini merupakan agenda rutin. Kegiatan seperti ini dibuat agar orang tua ABK mendapat pengetahuan dan mengembangkan kapasitas mereka dalam berbagai hal.
“Informasi keluar dan masuk grup-grup WA dan semuanya diserap oleh orang tua. Semua itu belum tentu benar. Dari pengalaman itu, kami merasa berkewajiban mendampingi orang tua agar tau cara memilah informasi dan belajar kitis terhadap informasi yang diterima ” kata Yaya.
Yayasan PK-ABK Surabaya merasa orang tua ABK selain perlu dibekali dengan pola pendampingan anak berkebutuhan khusus, mereka juga perlu kritis menerima informasi agar tidak gampang terjebak dalam pola hidup instan dan ikut trend saja. Dampaknya menurut Yaya tidak hanya bagi orang tua namun bagi anak-anak mereka. Hal ini penting, mendasar dan berkaitan langsung dengan pola asuh dan pendidikan anak berkebutuhan khusus.
“Selama bincang santai tadi, mulai dari games, diskusi, dinamika kelompok hingga materi tentang berpikir kritis dan gangguan dalam informasi sudah sangat baik dan seru. Materinya mudah diserap oleh para orang tua karena prosesnya menyenangkan ” lanjut Yaya.
Dalam sesi evaluasi setelah acara, baik Yaya maupun Ella menilai materi yang disajikan sudah cukup baik untuk landasan berpikir kritis, namun belum spesifik menyetuh persoalah Ibu-ibu dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Yaya berharap bila ada kesempatan kolaborasi lagi, materinya dikemas lebih spesifik terkait informasi sekitar kesehatan, pendidikan dan pendampingan anak-anak berkebutuhan khusus.
Ikuti Idenera di Google News.
Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com
Tinggalkan Balasan