Lewat ‘Surabaya Wani’, Pemuda-Pemudi Surabaya Bersama Memaknai Bhineka

173 0

Idenera─ Senin (14/05), Pemuda-pemudi dari berbagai kalangan dalam sehari bertemu dan berbincang di Sekretariat Sanggar Merah Merdeka, Gereja SMTB (Santa Maria Tak Bercela), dan Sanggar Sapta Dharma, dalam rangka aksi damai untuk mempererat kembali jalinan kasih antar sesama manusia tanpa memandang SARA. ‘Surabaya Wani’ disepakati sebagai nama gerakan pemuda-pemudi dari berbagai kalangan yang peduli Surabaya. Gerakan yang medamba Surabaya kembali menjadi kota tanpa rasa curiga antar sesama.

Baca juga : Bom Surabaya : Ampunilah Para Pelaku, Karena Mereka Juga Menjadi Korban Seperti Kita

Pemuda-pemuda yang tergabung, secara vokal akan menyuarakan dengan positif melalui media-media yang ada. Hal ini diharapkan secara signifikan dapat membantu menyembuhkan sedikit demi sedikit stigma negatif masyarakat terhadap kondisi Surabaya.

Pertemuan kali ini dihadiri oleh Komunitas Sanggar Merah Merdeka (SMM), Gusdurian Surabaya, Nera Academia, Forum Madani UKDC (Universitas Katolik Darma Cendika), UKMK UNITOMO, OMK SMTB,  LPM Solidaritas Universitas Islam Negeri Sunan Ampel), dan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) Universitas Negeri Surabaya.

Juga turut hadir Himpunan Mahasiswa Sosiologi UNESA, KPI (Koalisi Perempuan Indonesia) Jawa Timur, ARKOM (Arsitek Komunitas) JawaTimur, KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Surabaya, GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia), TPJ Sidoarjo, WM, KOMKEP Surabaya,  serta Pemuda Sapta Dharma yang bersuara merepresentasikan kebhinekaan Indonesia.

Sejumlah orang muda dari berbagai komunitas yang bergabung di Gerakan #SurabayaWani, mengunjungi Gereja Katolik St. Maria Tak Bercela Surabaya untuk menunjukan solidaritas mereka. Foto : Dok. Nera Academia

‘Surabaya Wani’ bergerak bersama. “Pemuda-pemuda Surabaya kuat karena bersama, tidak hanya bersuara atas nama organisasinya sendiri-sendiri, karena Surabaya milik bersama, Indonesia milik bersama. ‘Surabaya Wani’ pun dikoordinir oleh bersama”, tutur Heru perwakilan SMM di tengah diskusi.

Baca juga : Prof. Dr. Frans Magnis Suseno : Saya masih optimis dengan Islam Indonesia

Para pemuda yang hadir juga turut bercerita tentang perasaan masing-masing dalam merespon teror yang terjadi, hal ini diakui oleh para pemuda yang hadir sebagai cara untuk dapat saling mengerti dan dapat menghilangkan kecurigaan dan kecemasan berkat adanya rasa saling percaya. (*)

Reporter : Lutfi Meutia, Aktif di LPM Solidaritas, Mahasiswa UINSA Surabaya


Ikuti Idenera di  Google News: Google will europäische Nachrichtenplattform starten - und ... Google News.


Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com


 

Please share,
Andre Yuris

Jurnalis Idenera.com, Photojournalist, dan Fact Checker

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *