Thomas Aquinas : Tindakan dan kebiasaan dari persahabatan

216 0

Aquinas  berpendapat bahwa banyak orang kehilangan persahabatan karena kurangnya tindakan yang bersahabat. Namun persahabatan antara orang-orang yang berkeutamaan itu berasal dari sifat alamiah atau kenaturalan dari tindakan bersahabat itu sendiri. Orang-orang yang berkeutamaan disebut juga sebagai orang-orang yang baik karena alasan dari kebiasaan dan tindakan mereka. Makanya ada persahabatan yang terjalin karena mereka tinggal bersama dengan saling menyenangkan dan melakukan hal-hal yang baik kepada satu sama lain.

Sebelumnya baca :  Thomas Aquinas : Persahabatan yang baik adanya, Menguntungkan dan Menyenangkan

Dalam pendapatnya ini, Thomas Aquinas mau menunjukkan bahwa perjumpaan antar manusia dalam kehidupan berkomunitas adalah suatu hal yang sangat esensial dalam persahabatan. Karena lewat pertemuan antar manusia di dalam sebuah komunitas itulah manusia dapat melakukan tindakan-tindakan yang bersahabat.

Aquinas membagi tindakan bersahabat itu ke dalam tiga bentuk; tindakan yang baik (benevolence), tindakan yang karena kesepakatan (concord), dan tindakan yang menguntungkan (beneficience).  Tindakan bersahabat itu dikatakan sebagai sebuah tindakan yang baik jika seseorang menghendaki apa yang baik dan tidak menghendaki yang jahat kepada sahabatnya. Tindakan yang sesuai persetujuan adalah para sahabat yang menghendaki dan menolak hal yang sama. Sedangkan tindakan yang mendatangkan keuntungan adalah tindakan yang baik yang dilakukan seseorang kepada sahabatnya dan tidak melakukan yang buruk.

Image result for Thomas Aquinas

Aquinas  juga menegaskan bahwa adalah suatu hal yang penting bagi setiap orang untuk mengenal jenis persahabatan yang sedang mereka bangun guna menjaga keharmonisan di dalam sebuah persahabatan. Selain tindakan yang bersahabat, Thomas juga membahas tentang kebiasaan persahabatan (habit of friendship). Kebiasaan adalah sebuah disposisi yang ditambahkan pada substansi dan yang membentuknya. Kebiasaan dalam bersahabat adalah sebuah disposisi yang telah menjadi sebuah potensi dalam diri manusia walaupun dia tidak sedang melakukan tindakan bersahabat itu sendiri.  Jadi persahabatan itu tidak hanya ditunjukkan dengan tindakan yang bersahabat tetapi juga dengan kebiasaan bersahabat. Tindakan dan kebiasaan yang bersahabat itu berasal dari cinta.

Sebelumnya baca : Thomas Aqinas : Persahabatan sebagai bentuk tertinggi relasi manusia

Aquinas  mengklasifikasikan cinta itu menjadi dua jenis, yang pertama cinta yang berhasrat (amor concupiscentiae) dan cinta persahabatan (amor amicitiae).   Thomas Aquinas mendefinisikan cinta itu sebagai mengharapkan yang baik kepada seseorang baik itu untuk dirinya atau untuk orang lain (amor amicitiae) maupun kebaikan apa yang diharapkan dari sesuatu (amor concupiscentiae).

Cinta persahabatan atau amor amicitiae itu adalah sebuah cinta yang sederhana. Cinta yang ada karena dia baik adanya. Sedangkan cinta yang berhasrat atau amor concupiscence adalah cinta yang tidak sederhana. Dalam artian bahwa cinta itu ada karena bukan dia baik adanya tetapi karena ada sesuatu kebaikan yang bisa diperoleh dari itu untuk dirinya sendiri.   Misalnya saja cinta manusia kepada seseorang yang bukan karena dia itu baik adanya tetapi karena dia bisa mengambil keuntungan dari hubungannya tersebut dan itu bukanlah sebuah persahabatan.

Lalu bagaimana dengan persahabatan yang menguntungkan dan menyenangkan? Apakah cinta yang menguntungkan dan menyenangkan itu dapat kita masukkan sebagai sebuah persahabatan? Menurut Thomas Aquinas, mereka masih masuk dalam persahabatan karena mereka masih memiliki karakter dari sebuah persahabatan yaitu cinta yang timbal balik (mutual). Keuntungan dan kesenangan yang didapat itu adalah sebagai akibat dari persahabatan itu. Pertama-tama manusia mencintai sahabatnya karena dia itu baik dan layak mendapatkan cintanya.

Selanjutnya : Thomas Aquinas : Pertengkaran dan keluhan dalam persahabatan

 

Oleh: Aloysius Luis Kung. Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. Dimuat atas kerjasama Jurnal WIWEKA, Nera Academia dan www.idenera.com. Artikel ini pernah dimuat di Jurnal WIWEKA Vol.6 Edisi Juni 2017. 

Daftar Bacaan :

Menjadi Manusia Belajar dari Aristoteles, Kanisius,Yogyakarta 2009, 3.

THOMAS AQUINAS, Commentary on Aristotle’s Nicomachean Ethics, diterjemahkan oleh C. I. Lizinger, Dumb Ox Books, Notre Dame 1964, 476.

Thomas Aquinas, Summa Theologiae, II-II, Quaestio 1 art. 3

 JAMES MCEVOY; “The Other as Oneself: Friendship and Love in the Thought of St. Thomas Aquinas”, dalam James McEvoy dan Michael Dunne (eds.), Thomas Aquinas; Approaches to Truth,  Four Courts Press, Dublin 2002, 18.

 ARISTOTLE, Nicomachean Ethics 1.1.1.

 ETIENNE GILSON, The Christian Philosophy of  St. Thomas Aquinas, University of  Norte Dame Press, Norte Dame 2006, 256.

ROBERT MINER, Thomas Aquinas on the Passion, Cambridge University Press, Cambridge 2010,116.


Ikuti Idenera di  Google News: Google will europäische Nachrichtenplattform starten - und ... Google News.


Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com


 

Please share,
idenera

IDENERA, membuka kesempatan bagi siapapun menjadi kontributor. Tulisan dikirim ke : editor@idenera.com dan dapatkan 1 buku tiap bulannya bila terpilih oleh editor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *