About A Women, Pergolakan Sepi Seorang Perempuan

211 0

“Kamu kok pakai jilbab tapi merokok?”

“Ibu, kayak gak pernah ngerokok aja,”

“Setidaknya ibu gak kayak kamu, sok suci di depan orang tapi ngerokok tiga bungkus di belakang.”

Begitulah sepenggal dialog dari film Teddy Soeriaatmadja, About a Woman. Film terakhir dari rangkain film Teddy tentang seksualitas, agama dan kemunafikan setelah Lovely Man dan Something In the Way.

Film diputar Rabu malam (19/4) di Wisma Jerman oleh teman-teman dari Provoke dan C2o tidak ada diskusi setelahnya. Panitia pemutar film kemungkinan besar menginginkan penontonnya pulang dengan kepala yang masih berisi tentang perempuan lansia, tua umur 60-an yang masih sempat-sempatnya jatuh cinta.

Bercerita tentang kehidupan seorang perempuan tua di sebuah rumah megah, yang hanya tinggal bersama pembantunya. About a Women menciptakan gambaran kehidupan sepi seorang nenek yang pada akhir film kita diantarkan pada sebuah suasana pergolakan batin si nenek.

Adegan dimulai dengan jendela yang terbuka. Tak ada backasound, hanya suara-suara alamiah dari horden dan langkah-langkah kaki. Sepanjang film, Teddy memang membiarkan film ini tanpa musik-musik pendukungnya dan setting tidak pernah keluar rumah.

Lalu adegan berpindah ke kebiasaan si nenek, seperti minum teh, treadmill, makan siang, minum obat, nonton tv, susun puzzle, sholat dan tidur. Permasalahan terjadi ketika si nenek harus menerima kenyataan bahwa pembantunya harus meninggalkannya karena harus pulang mengurus orang tuanya.

Esok paginya, si nenek dikunjungi oleh anaknya, Laras. Laras ingin menawari ibunya agar tinggal bersama mereka. tapi si nenek tidak setuju. Lalu dialog demi dialog mengalir. Salah satunya cuplikan dialog diatas.

Tetapi puncak konflik pergolakan batin si nenek terjadi ketika si pembantu baru, Abi, datang. Abi adalah anak laki-laki saudara si Bimo, suami Laras, yang baru lulus SMA. Awalnya si nenek masih mempertahankan karakternya di awal film, sinis dan agak galak. Tetapi lama kelamaan, ketika si nenek mulai terbiasa dengan Abi, ada something. Si nenek mulai tertarik dengan anak muda itu, tertarik selayaknya ‘perempuan’. Kalau ada teman perempuan Abi yang datang ke rumahnya, si nenek mulai cemburu. Hingga suatu ketika sebuah dialog yang sangat aneh dilakukan oleh Abi kepada si nenek.

“Dia cuman temanku, bukan siapa-siapaku, Oma,” katanya. Lantas bibir si Abi langsung menyambar bibir si nenek. Oh, adegan itu aneh sekali!

Film ini menurut beberapa ulasan adalah film yang mudah ketebak alur ceritanya. Karena orang-orang yang sudah terbiasa dengan film-film serupa akan tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Abi dan si nenek setelah Abi membiarkan tangannya dicuci oleh si nenek.

Tetapi film ini adalah film terbaik tahun 2015 versi Majalah Tempo. Menurut Tempo, About A Women dinilai menjadi film dengan cerita yang sederhana, minim dialog tetapi hidup. Akhirnya, Teddy Soeriaatmadja dan Tutie Kirana juga dinobatkan menjadi sutradara dan artis terbaik.

 


Ikuti Idenera di  Google News: Google will europäische Nachrichtenplattform starten - und ... Google News.


Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com


 

Please share,
Ebi Febriansyah

Penulis lepas dari Wakatobi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *