Kita Setelah Sebulan Tak Berkabar

Bagaimana kabar “beruang” yang berada di Negeri Jiran? Apakah timbangannya sudah turun? Teriaknya, aku gendut. Dia bilang dia gendut. Pagi hari saat aku mengecek ponselku, dia mengirim satu foto, gambar dirinya saat berada di dalam MRT. Aku tua, aku tua, isi pesannya. Aku menebak bagaimana wajah kesalnya.

436 0

Aku membayar kelas Mandarin selama sebulan aku belajar, lihat sekarang bagaimana hasilnya. Beberapa lembar isi buku diary milikku ditulis dengan aksara Tionghoa, Hanzi. Aku ingat saat dia katakan bahwa dia bisa mengajariku dan menegaskan tidak perlu repot-repot. Dia bahkan bisa berbahasa Kanton.

Suaranya masih terngiang-ngiang. Aku sering memutar semua voice note yang dia kirim. Apa dia tahu kalau aku menyukai suaranya? Apa dia tahu kalau aku sering merasa gugup setiap kali memutar ulang semua voice notenya? Suatu saat nanti dia akan tahu bahwa suaranya adalah kesukaanku. Aku belum pernah menyukai suara wanita sampai sesuka ini.

Apakah dia merindukanku disana? Aku sering membaca kembali obrolan indah kita yang sekarang menyepi. Apakah merasakan sinyal yang ku kirim dari sini? Aku sering memikirkannya. Andai dia tahu, aku ingin menyapanya lagi. Tapi aku benci penolakan. Sebelum dirinya, aku ditolak wanita lain. Sampai aku berpikir bahwa ada yang salah denganku. Tapi apa?

Aku ingin mendengar kabarmu lagi, Summer. Apa boleh? Aku ingin dirinya yang duluan datang menghampiriku. Aku juga ingin merasakan rasanya disayangi. Dulu aku sering bertanya banyak hal pada dirinya. Aku mencari-cari topik agar obrolan antara kami tidak terputus. Sulit sekali tapi ku putar otakku mencari-cari pertanyaan.

Banyak rasa penasaran yang ku simpan. Salah satunya adalah apakah dia menyukaiku? Aku menyukaimu, tegasku padanya. Aku mengatakan hal itu sejujur-jujurnya. Aku tidak bisa menahan perasaanku. Jatuh cinta kali ini terasa sangat menggetarkan jiwaku. Mengingat aku telah lama menyendiri selama 5 tahun, bagaimana bisa aku yang hampir mati rasa bisa kembali merasakan musim semi di hatiku?

Jadi apa maksud semesta mempertemukan kita? Aku ingat aku pernah berdoa dan meminta pada Tuhan seorang teman. Sudah lama aku tidak memiliki “teman”. Tapi tampaknya aku terlalu terburu-buru mungkin akhirnya membuatnya takut. Maaf.

Aku tidak ingin kehilangan dirinya. Apa boleh dia kembali? Walau tampak mustahil karna kini kita berjarak. Salahku kenapa aku pergi saat itu? Kini untuk memulai kembali menjadi lebih sulit. Sebelumnya aku pernah pergi tiba-tiba juga. Tapi yang ini benar-benar pergi karna kesempatan untukmu tidak ada lagi, Summer.

Aku takut karna dia tahu aku sangat menyukainya, lalu dia bisa sesuka hatinya. Aku trauma. Tak akan terulang lagi kesalahan masa lalu. Menjadi baik itu baik, tapi menjadi baik dan berakhir dimanfaatkan harusnya aku lebih peka bahwa itu salah tidak perlu dilanjutkan. Namanya juga sudah pernah tergores, lukanya sembuh tapi bekasnya sulit menghilang. Bagaimana bisa aku mudah mempercayaimu?

Tuturmu yang lembut, pikiran cerdasmu dan tampilanmu yang anggun berwibawa berhasil membiusku. Dan doaku hanya satu, aku ingin kau menjadi milikku. Apa mungkin dia mau? Bisa kutebak, ini akan gagal lagi.

Jaga kesehatan, Summer.

Tanggal 22 Januari adalah tanggal terakhir aku menerima pesan darimu. Aku hanya membacanya karna aku pikir seharusnya aku menjauh. Kau tidak menginginkanku. Kau hanya kesepian dan kebetulan aku hadir.

Terimakasih atas kenangan kita selama 7 bulan. Aku berdoa semoga alam semesta membuka jalan untuk kita bersama lagi walau salahku meninggalkanmu kemarin. Ayo, kirim pesan padaku. Aku ingin kau memulai duluan.

Kenapa diam? Hatiku berharap, Summer.

Aku ingin dia mencariku, karena aku suka melihat seseorang mengkhawatirkanku. 


Ikuti Idenera di  Google News: Google will europäische Nachrichtenplattform starten - und ... Google News.


Terimakasih telah mengunjungi IDENERA.com. Dukung kami dengan subscribe Youtube: @idenera, X :@idenera, IG: @idenera_com


 

Please share,
Acha Hallatu

Penulis muda dari Medan yang telah menulis buku Catatan Aku Anak Psikologi dan “Aku, Dia, dan Patah Hati yang Unchhh”. Buku-buku ini tersedia di Google Play Book dan Shopee. Email : hallatuacha@yahoo.co.id. IG : achahallatu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *